jump to navigation

Disengat Lebah! April 12, 2010

Posted by thowaf in diary.
Tags: , ,
trackback

Saat istirahat sekolah, aku dan teman-teman anak kelas IA SDIT Al Ma’ruf, Jalan Tenggilis Mejoyo Selatan, Surabaya tengah asyik bermain pasir di samping kelas. Beberapa bulan ini, di samping kelasku ada gundukan pasir yang digunakan untuk membuat gedung baru sekolah. Pasir inilah menjadi tempat favoritku bersama teman-teman menghabiskan waktu istirahat. Tiba-tiba, temanku Sholahuddin berteriak, “Hoooi… ada sarang lebah….”. Seketika anak-anak berhenti bermain pasir dan melihat ke arah jari telunjuk Sholahuddin. Sebuah sarang lebah di salah satu dahan pohon mangga. Sarang lebah itu cukup besar dan sedang dikerubuti lebah-lebah berwarna hitam sebesar jari kelingking orang dewasa. Tak disangka, temanku Aisy melempar batu ke sarang lebah. Duuuak! Sarang lebah itu kena batu. Seketika lebah-lebah itu keluar dan marah. Lebah mencari anak-anak yang merusak sarangnya. Berterbangan kesana kemari. Kami segera lari menghindar… tapi terlambat, temanku Sholahuddin disengat dua kali, di pipi kanan dan di belakang leher. Padahal Ivan sudah mengingatkan ”awas Diiin…… ! lebahnya ada di pipimu….” Temanku yang lain Damora, Ozan, dan Aisy disengat satu kali di belakang lehernya, tapi cuma Sholahudin yang menangis kesakitan.
Hari berikutnya, anak-anak kembali mendekati sarang lebah itu, dan melempari batu. Aku juga ikut melempar batu tapi tidak pernah kena. Mas Faiq, kakak kelas dua ikut membantu melempar sarang lebah memakai pasir. Rupanya lebah-lebah kembali marah dan mengejar anak-anak. Semuanya langsung lari, kini giliran mas Faiq yang tersengat lebah di bagian tangan kanannya.
Hari ketiga, anak-anak kembali menghampiri sarang lebah. Kali ini dengan tongkat kayu mereka menyodok sarang lebah itu sampai jatuh. Lebah kembali mengejar, tapi melihat sarangnya sudah di tanah, akhirnya lebah-lebah itu pergi ke atas pohon. Mungkin mereka akan membuat sarang baru yang jauh dari jangkauan anak-anak.
Teman-temanku segera mengambil sarang lebah itu. Ternyata di dalamnya terdapat telur dan bayi-bayi lebah yang berwarna putih. Kasihan mereka, sepertinya mau mati.
Tiba-tiba guru kami Ustadz Anam dan Ustadzah Fitri datang. Anak-anak dinasehati. Katanya ”kasihan lebah-lebah itu, kalian merusak sarang yang telah dengan susah payah dibangun buat anak-anaknya, lantas telur dan bayi-bayi lebah itu sekarang menjadi mati”. Anak-anak menyesal telah merusak sarang lebah dan berjanji tidak akan menggangu hewan lagi.

Comments»

1. Thomas - April 12, 2010

Mungkin lebah ngira kalian bunga haha ha
salam.

thowaf - April 12, 2010

terima kasih sudah mampir….


Leave a comment